Monday 30 April 2012

.::. Berilah Peringatan insyaAllah .::.

Assalamualaikum..


Hadis riwayat Ibnu Abbas ra., ia berkata:

Ketika diturunkan ayat ini:  Dan berilah peringatan berbentuk ancaman kepada kaum kerabatmu yang terdekat,   yaitu kaum kerabatmu yang benar-benar ikhlas. 

Rasulullah saw. keluar dan naik ke bukit Shafa, lalu berteriak: Hati-hatilah! Orang-orang saling bertanya: Siapa yang berteriak? Di antara mereka berkata: Muhammad! Mereka pun berkumpul mengerumuni beliau. 

Beliau bersabda: Wahai Bani fulan! Wahai Bani fulan! Wahai Bani fulan! Wahai Bani Abdi Manaf! Wahai Bani Abdul Muthalib! Mereka mengerumuni beliau. Lalu beliau bersabda: Apa pendapat kalian seandainya aku beritahu kalian bahwa pasukan berkuda akan keluar di kaki gunung ini. Apakah kalian mempercayaiku? 

Orang-orang menjawab: Kami telah buktikan engkau tidak pernah berbohong. Rasulullah saw. bersabda: Aku peringatkan kalian akan siksa yang sangat pedih. Mendengar itu Abu Lahab berkata: Celaka engkau! Hanya untuk inikah engkau mengumpulkan kami? Kemudian ia pergi. Lalu turunlah surat ini, Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan ia benar-benar binasa 

(HR MUSLIM)

.::. Indahnya Persahabatan .::.

Assalamualaikum..


Mencari kawan yang baik dan mampu membimbing ke arah kebaikan. Rasulullah s.a.w bersabda yang bermaksud: “ Teman yang baik dan teman yang tidak baik itu diumpamakan seperti pembawa kasturi dan peniup api, maka sip pembawa kasturi mungkin memberikan kasturi itu kepada kamu atau kamu dapat membelinya, atau kamu dapat mencium baunya yang wangi. Bagaimanapun peniup api mungkin membakar pakaianmu atau kamu dapat mencium baunya yang busuk.” (Hadis riwayat al-Bukhari dan Muslim).



 Posted Image

Posted Image

Indahnya berkawan bilamana Ikhlas kerana Allah Ta'ala,
Sabda Baginda bermaksud:” Jangan kamu bersahabat melainkan dengan orang yang beriman dan jangan berikan makan kecuali kepada orang yang bertaqwa.” (Hadis riwayat Abu Daud dan At-Tirmizi).

^_^ Salam ukhuwah fillah ^_^

.::. Aku dan Naqibah .::.

Assalamu'alaikum,

Moga komik ini bermanfaat kepada semua pembaca. =)










Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Dia mendapat pahala dari kebajikan yang dikerjakannya dan dia mendapat seksa dai kejahatan yang diperbuatnya. Mereka berdoa, " Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau melakukan kesalahan. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kami dengan beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah pelindung kami, maka tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir.

Al- Baqarah : 286

Thursday 26 April 2012

.::. Memilih atau Dipilih .::.

بِسْــــــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم




Ya Allah, pilihkan untukku

Hidup penuh dengan pilihan. Sebagai hamba Allah kita telah beri peluang untuk memilih. Memilih itu sendiri adalah rahmat dan nikmat yang Allah beri kepada kita. Ini kerana bukan kita yang mencipta pilihan itu. Contoh paling mudah jika kita ingin makan nasi atau roti. Kita harus pilih salah satu daripadanya. Jika kita hendak makan kedua-duapun tak ada masalah. Cuma dalam kes ini kita diberi pilihan, iaitu pilih salah satu saja. Persoalannya kenapa kita harus memilih, jawapannya sebab ada dua benda. Katakanlah ada satu benda, tentu kita tidak perlu pilih. Jadi siapakah yang mengadakan satu benda itu. Orang yang beriman akan menjawab Allah. Manakala orang yang tak beriman atau kurang iman akan menjawab, dengan sombongnya akau cari sendiri. Ringkasnya Allah lah yang telah membuat pilihan untuk kita.


Persoalan yang kedua ialah, kita telah ditentukan oleh Allah, atau dalam bahasa lain ditentukan pilihan oleh Allah. Contoh yang dramatik ialah Allah telah tentukan isteri atau suami itu memang telah ditentukan oleh Allah. Atau nasib kita telah ditentukan demikian. Kita telah ditakdirkan untuk berkaadaan begini. Maka apa yang akan kita rasai. Ya lah kita manusia, jika apa yang berlaku sesuai dengan kehendak kita maka kita akan gembira atau bersyukur, namun kalau sebaliknya, kita tak suka, kita sakit hati, kita susah hati, kita sedih, kita marah, dan pelbagai kita lagi , adakah kita redha. Kita tentu ingin sesuatu yang lain, kita akan cuba mengubahnya, kita akan cuba menentangnya, kita akan cuba mengkritik sekeras-kerasnya. Salahkan perbuatan kita itu, maka saya tiada jawapan untuk soalan itu, anda jawablah sendiri kerana anda yang rasa, bukan saya yang rasa. Kalau saya jawab, nanti anda akan kata pula, berat mata melihat berat lagi bahu memikul.



yang pasti, Allahu sayangi makhluknya

Begitu tidak terhingga kasih sayang Allah kepada manusia. 
Allah ciptakan bumi tempat berdiam. Allah ciptakan langit sebagai atapnya. 
Dari langit ini Allah kirimkan hujan untuk menghidupkan bumi, dan menumbukan pohonan. 
Lalu dari pohonan itu Allah keluarkan buah-buahan yang aneka ragam (QS Al Baqarah : 21-22). 


Tidak hanya itu, Allah juga menciptakan laut untuk berlayar, didalamnya terdapat aneka ragam ikan yang Allah halalkan untuk manusia. 
Di daratan juga Allah ciptakan binatang-binatang yang dihalalkan. 
Tanpa ini semua manusia tentu tidak bisa bertahan. Penghidupan di atas dunia pasti kurang sempurna.


Bukti lainnya kita saksikan di dalam diri kita. 
Allah ciptakan jantung yang sangat menentukan bagi hidup dan tidaknya tubuh yang kita miliki. 
Allah ciptakan mata untuk melihat. Allah ciptakan tangan, kaki, pendengaran. Allah ciptakan akal. 


Tanpa itu semua kita akan mati. 
Kemanusiaan kita tidak akan berfungsi. 
Allah tahu bahwa akal kita sangat terbatas. Ia perlu bimbingan wahyu untuk bagaimana menjalani hidup kemanusiannya di muka bumi. 

Karena itu - agar tidak bingung - Allah utus nabi-nabi. 
Tugas mereka adalah membimbing manusia bagaimana cara hidup. 
Dan kepada nabi terakhir Muhammad SAW, Allah turunkan syariat yang lengkap yaitu " Al-Qur'an ".

Dengarkan Al-Qur'an memulai suratnya " Al-baqarah " 
dengan ayatnya " alif laam miem, dzaalikal kitabu laa raiba fieh hudan lil muttaqien " 
(alif laam miem, inilah kitab yang tidak ada keraguan di dalamnya. Sebagai petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa). 

Masih ragukah manusia dengan penegasan ini? 
Tapi mengapa masih banyak di antara manusia yang sombong. 
Ia tidak mau bimbingan Allah. Ia lupakan semua nikmat-nikmat dan kasih sayang Allah yang tak terhingga itu.

Ia lantas mengaku independent. Akal yang dimilikinya dituhankan. Ia merasa tidak perlu lagi bimbingan wahyu.
Padahal ia sangat tergantung terhadapNya. Ia tidak bisa hidup tanpaNya.

( Tulisan Amir Faishol Fath )

sebenarnya, orang yang demikian, bertuhankan Nafsu
sebab itu Akal tak berfungsi
Akal sepatutnya mahu berfikir, hanya kepada Allaah tempat berharap

Cukuplah Allaah bagi ku

Sunday 22 April 2012

.::. Kita di Jalan Ini .::.

بِسْــــــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم




Di bumi ini kita bertemu,
Mengenal erti ukhuwah,
Mengenal erti cinta dan kasih sayang,
Mengenal erti senang,
Mengenal erti susah,

DAN

Mengenal erti Perjuangan serta Penat Lelah,
Juga erti TARBIYAH dan DAKWAH.

Semoga kita terus thabat !
Melangkah dan terus melangkah mengejar redha-Nya,
Walau onak dan badai melanda.

Biar apa orang nak kata,
Biar apa orang nak fikir,
Kita tetap bahagia dengan bulatan itu,

KERANA

Kita tahu,
Pandangan siapa yang harus diutamakan.

.::. Pendapat Keluarga Lebih Utama .::.

بِسْــــــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم


   Perasaan rindu pada keluarga sentiasa terbit di hati setiap manusia yang sedang bermujahadah di negara orang . Tapi sesetengah daripada mereka cuba sedaya upaya ketepikan perasaan tu kerana ALLAH . Memang tak mudah untuk kita berjuang , tapi kemanisan iman dan perjuangan itu yang memberi semangat dan kekuatan untuk terus berjuang walaupun terasa keseorangan di tempat orang . Persoalan berpurdah bermain-main difikiran pada sahabat ana. Moga Allah permudahkan ...

 Sama-sama kita banyak berdo'a pada Allah subhanahu wataala supaya segala kekeliruan itu dapat dileraikan, dan apa yang benar dan apa yang terbaik terus berkekalan, insha Allah. 


“Barangsiapa bertakwa kepada Allah, nescaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar.
Dan memberi rezeki kepadanya tanpa di sangka-sangka.

Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah, nescaya Allah akan mencukupkannya.
Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang dikehendakiNya.
Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.”

[At-Talaq : 2&3]

   Bila pikir balik , "kenapa aku pakai purdah? Kalau betul pun kerana ALLAH , aku hanya dapat pahala sunat tu sedangkan perasaan ibu bapa lebih utama .Tak guna juga tanpa keredhaan mereka..."


   Nasihat kepada mereka yang ada keinginan kuat untuk memakai purdah , tapi dihalang oleh keluarga . Bagi saya lebihkanlah yang lebih utama . Lebihkanlah pendapat kedua ibu bapa anda kerana keredhaan ALLAH di bawah keredhaan ibu bapa dan wajib mengikut kata-kata mereka , sedangkan purdah tu hanyalah sunat . Pikirkanlah mana yang lebih utama .


   Mungkin mereka ada sebab tersendiri . Tak semua keluarga boleh terima . Tak semua ibu boleh terima . Takkan ibu nak berjalan di luar bersama anaknya yang memakai purdah . Apa kata orang lain . Mungkin ibu tu boleh terima . Tapi sebagai seorang anak , lebih baik menjaga perasaan dan hati ibu tu sendiri . 


   Bila dah kahwin barulah boleh pakai purdah , malah boleh istiqomah dengan pemakaian purdah anda . Tapi itupun kalau suami benarkan . Doa lah supaya anda dapat suami yang soleh . =)

.::. BERNIQAB ATAU TIDAK BERNIQAB .:

بِسْــــــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم






Mana Lebih Utama, Berniqab atau Tidak?

            Memakai niqab atau purdah adalah suatu pakaian  yang baik. Ianya istimewa.
Tidak memakai niqab atau purdah juga suatu pakaian yang baik. Ia juga istimewa.
Selagi kedua-duanya menutup  aurat  dan dipakai dengan rasa taqwa,  pilihan untuk memakai atau tidak memakainya adalah suatu pilihan yang baik. Kedua-dua pilihan ini patut dimuliakan sebagai muslimah.
            Mana yang patut dipilih? Pakai niqab atau tidak?
            Jawapan bagi soalan ini bergantung kepada cabaran fitnah individu, tuntutan budaya, tempat, tuntutan hidup, tuntutan zaman, kemajuan segala bidang kehidupan, tingkat pendidikan wanita yang tinggi dan  merata pada hampir semua wanita, perubahan umum dari diam kepada bergerak, dari duduk rumah kepada berkerja dalam pelbagai bidang, maka hukum boleh berubah sesuai dengan perubahan penyebabnya.
Kadang-kadang memakai niqab menjadi lebih utama dipilih, Kadang-kadang tidak memakai niqab pula menjadi lebih utama dipilih.
Niqab menjadi utama dipilih oleh wanita cantik yang dekat dengan suasana fitnah, niqab itu tidak menyulitkannya dan tidak mengundang cacian serta perlekehan orang terhadapnya. (Khususnya dalam sebuah masyarakat yang memang membudayakan niqab). Tidak berniqab pula menjadi utama dipilih oleh wanita yang menekuni fiqh dakwah pada zaman ini.
Siapa yang berani mendabik dada bahawa dia adalah lebih baik daripada orang lain? Sedangkan kedua-dua pilihan ini mempunyai hujah dan fiqh  keutamannya yang tersendiri.  Sama-samalah menghormati sebuah pilihan. Kedua-duanya istimewa dan patut dimuliakan. Orang yang lebih bertaqwa itu pastinya lebih baik di sisi Allah SWT.

Antara 3 Kelompok

            Dr. Amru Abdul Karim Sa’dawi di dalam bukunya  berjudul Wanita Dalam Fiqih Al-Qaradhawi menulis, ada 3 kelompok besar yang berbicara tentang pakaian wanita iaitu:
1.       Kelompok yang inginkan kebebasan mutlak bagi wanita dalam berpakaian.
2.      Kelompok yang inginkan penutupan mutlak bagi wanita dalam berpakaian termasuk menutup muka dan tapak tangan.
3.      Kelompok pertengahan yang menganggap Islam tidak mewajibkan model pakaian tertentu  atau warna tertentu bagi pakaian wanita.  Adapun model dan warna pakaian serta baju luar yang ada di sejumlah negara merupakan tradisi (adat) yang berlaku di sesuatu negara dan ini tentu berbeza dengan tradisi yang berlaku di negara lain. Apapun, Islam menetapkan sejumlah batasan dan sifat tertentu pada pakaian wanita Muslimah yang mesti dikenakan ketika  keluar rumah. (Mustafa At-Thahan, hal.167).
Bolehnya Menampakkan Wajah

            Boleh atau tidak boleh  menampakkan wajah adalah soal khilaf. Apabila dinamakan khilaf, kedua-dua kelompok mempunyai hujah tersendiri yang wajar dihormati. Bagi meringkaskan perbincangan agar tidak memberatkan pembaca, berikut dinyatakan hujah kelompok yang membolehkan menampakkan wajah yang menjadi pilihan penulis. Pembaca berhak mempunyai pilihan yang berbeza daripada penulis selagi mana pilihan itu berdasarkan hujah.
Syeikh Yusuf al-Qaradhawi berkata, “Saya ingin jelaskan sebuah hakikat yang pada dasarnya sudah jelas, sebuah hakikat yang telah dikenal di kalangan ilmuan, iaitu perkataan tidak wajibnya penutup muka dan dibolehkannya membuka wajah dan kedua tapak tangan dari anggota wanita di hadapan lelaki. Ini adalah pendapat majoriti ulama fiqh sejak zaman sahabat.”
Pendapat ini berdasarkan dalil-dalil syariat dan riwayat dari para sahabat(atsar), dan bersandarkan kepada pandangan dan perbandingan akal sihat serta diperkuat pula oleh kenyataan yang berlaku  pada zaman keemasan umat ini.
Terlalu banyak hujah yang dikemukakan oleh Al-Qaradhawi berkaitan hal ini. Antaranya ialah:

Dalil  1
           
Tafsiran majoriti para sahabat terhadap surah an-Nur ayat 31,
“Dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya.”
Mereka mengecualikan muka dan tapak tangan. Antara mereka yang berpandangan demikan ialah Anas bin Malik, Ibnu Abbas, Aisyah, Said bin Jubair, Atha’,  Qatadah, Musawwir bin Makhramah, Ibnu Juraij dan lain-lain. Imam At-Tabari, Ar-Razi, Baidhawi dan lain-lain menyokong pendapat Ibnu Abbas dan lain-lain.


Dalil 2

Diriwayatkan oleh Abu Daud daripada Aisyah r.ha. bahawa Asma’ binti Abu Bakr pernah mendatangi rumah Nabi SAW (baginda merupakan adik ipar Asma’) dengan mengenakan pakaian tipis yang menampakkan tubuhnya. Lalu Nabi SAW berpaling daripadanya dan berkata, “Wahai Asma’, sesungguhnya seorang wanita yang telah haid tidak dibolehkan menampakkan bahagian daripada (tubuh)nya kecuali ini dan ini.” Baginda SAW memberikan isyarat kepada wajah dan kedua telapak tangan. Hadis di atas banyak dikuatkan oleh pelbagai hadis sahih lainnya.
Al-Bani  menilai hadis  ini hasan dalam kitabnya, Hijab al-Mar’ah al-Muslimah, meskipun statusnya mursal dan perawinya dhaif. Ini kerana ada hadis penguat (hadis syahid) dari riwayat Asma’ binti Umais. Riwayat penguat lain ialah realiti yang berlaku pada zaman Nabi dan sahabat, ramai wanita tidak berniqab.

Dalil 3

Pada waktu-waktu tertentu (bukan semua waktu), mengenakan penutup wajah dipandang aneh dan menimbulkan tanda tanya.  Imam Abu Dawud meriwayatkan dari Qais  bin Syimas r.a. berkata, “Seorang wanita (yang dikenal sebagai Ummu Khalad) datang menemui Rasulullah. Dia datang dengan wajah tertutup. Dia bertanya perihal anaknya yang terbunuh. Beberapa orang sahabat berkata kepadanya,
“Saudari datang untuk bertanya dengan wajah tertutup?”
Ummu Khalad berkata,
“Walau anak saya terbunuh, tapi tidak dengan rasa malu saya.”
Jika memang penutup muka pada zaman itu sudah mentradisi lalu apa alasan perawi berkata sesuatu yang menunjukkan mereka hairan dengan penampilan Ummu Khalad. Jawapan Ummu Khalad menunjukkan alasannya menutup wajah adalah kerana rasa malu bukan kerana perintah Allah dan Rasul.
Kalau memang penutup  wajah wajib secara  syariat, tentu  dia tak akan menjawab demikian dan sahabat tidak bertanya demikian, seakan bertanya,
“Kenapa kamu solat?”

Dalil 4

Al-Baihaqi meriwayatkan dari Ibnu Abbas dan Aisyah, Rasulullah melarang wanita dalam ihram mengenakan penutup wajah. (HR Bukhari).
Jika wajah dan tapak tangan memang aurat, kenapa Rasulullah melarang menutupnya? Padahal, apa-apa yang dilarang ketika ihram seperti menggunakan pakaian berjahit,berburu dan memakai wangian pada asalnya boleh. Bagaimana boleh dikatakan yang wajib ketika ihram (membuka wajah), pada asalnya adalah haram pula? 
Ulama sepakat bolehnya wanita membuka wajah ketika solat dan haji. Apakah mungkin syariat membenarkan terbukanya aurat ketika haji dan solat?

Dalil 5

            Perintah kepada lelaki menundukkan pandangan dalam Surah an-Nur, ayat 30 dan dalam banyak hadis. Jika semua wanita menutup wajah, apa maknanya  perintah ini?

Dalil 6

            Perintah Allah dalam surah An-Nur, ayat 31, “Dan hendaklah mereka menutupkan kain ke dadanya,” tentang menutup dada, bukan menutup wajah. Jika menutup wajah itu wajib,tentu Al-Quran mengatakannya dengan jelas sejelas ayat perintah menutup dada ini.

Dalil 7

            Dalam Surah al-Ahzab, ayat 52, “meskipun kecantikannya menarik hatimu…”. Bagaimana mengetahui kecantikan  seorang wanita jika wajahnya wajib ditutup?

Dalil 8

Satu kenyataan yang turut diakui oleh golongan yang mewajibkan  niqab ialah wanita pada zaman awal Islam tidak seluruhnya menutup  wajah, melainkan hanya beberapa orang sahaja dan pada  waktu-waktu tertentu sahaja.

Apabila Lelaki Memandang Dengan Syahwat

As-Shawi berkata, “Apakah wajib bagi wanita, pada saat lelaki memandangnya  dengan syahwat untuk menutup wajah dan tapak tangannya?”
Ibnu Marzuq berkata. “Tidak wajib baginya.”
Perintah menundukkan pandangan ditujukan kepada lelaki tersebut. Pendapat ini dikutip oleh Mawwaq dari Qadhi Iyadh. Marzuq membezakan antara wanita cantik atau tidak.
Namun, kecantikan seorang wanita adalah suatu yang relatif. Si A mungkin memandangnya cantik tapi si B mungkin memandangnya tidaklah cantik sangat. Lagipun,bagaimana seseorang wanita itu tahu seorang lelaki itu sedang memandangnya dengan nafsu?
 Terdapat hadis tentang Rasulullah memalingkan wajah Fadhl bin Abbas daripada memandang seorang wanita dari Khats’am yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas bahawa wanita itu memang cantik. IbnuHazm berkata, “Jika wajah (cantik) itu aurat, tentu Rasulullah memerintahkan wanita itu menutupnya.”
            Bolehnya wanita menampakkan wajah tidak bermakna bolehnya lelaki melihatnya. Sebahagian ulama melarang lelaki melihat wanita kecuali pandangan pertama yang tidak disengaja.
Sebahagian ulama yang lain pula mengharuskan memandang wajah wanita dengan syarat  tanpa hasrat seksual. Jika timbul syahwat dengan memandang wajah wanita ketika itu haram hukumnya memandang wajahnya. Dr.Yusuf Al-Qaradhawi memilih pendapat ini dalam bukunya An-Niqab Lil Mar’ah.

Membuka Wajah Suatu Keperluan dalam Komunikasi Berkesan

            Wanita dan lelaki harus berkomunikasi  dalam muamalat atau urusan-urusan hidup seperti berjual beli, kesaksian, wakil-mewakilkan dan sebagainya.
            Ulama fikih sependapat wanita hendaklah membuka wajah ketika memberi keterangan di hadapan hakim, sehingga hakim,saksi dan lawan bicara mampu mengenalnya dan anak siapakah dia.

Fiqh Dakwah: Menjaga Dakwah Lebih Utama

            Di antara kaedah yang disepakati dan tidak diperdebatkan ialah fatwa boleh berubah dengan berubahnya zaman, tempat, kebiasaan dan keadaan.
            Dr. Yusuf al-Qaradhawi berkata, “Saya berkeyakinan, zaman kita sekarang telah memberi wanita banyak peluang dan kesempatan yang mengharuskan kita untuk menyusun kembali pemikiran-pemikiran kita  yang memudahkan  wanita untuk  membentuk keperibadiannya.”
            “Di dalam kitab Al-Ijtihad fi Asy-Syariah al-Islamiyyah, saya  menyebutkan, saya menganjurkan wanita yang bergerak dalam bidang dakwah hendaklah tidak mengenakan penutup wajah. Alasannya agar tidak menjadi penghalang komunikasi antara dirinya sebagai da’i dan masyarakat sebagai objek dakwah. Menjaga kemaslahatan dakwah lebih penting dari apa-apa yang dia berjaga-jaga kerananya.”

Jangan Bergaduh Soal Niqab

            Dr. Yusuf al-Qaradhawi mengingatkan, “Tidak dibenarkan bagi saudari-saudari yang menutup wajahnya dan menyeru kepada menutup wajah, menyerang wanita muslimah yang berpegang, beramal dan berdakwah dengan pendapat majoriti ulama yang mewajibkan jilbab tanpa penutup wajah.”
            “Seharusnya serangan mereka diarahkan kepada kaum liberalis yang  mengarahkan kaum wanita muslimah berpakaian terbuka ala Barat. Para muslimah itu sendiri telah bersusah payah mempertahankan jilbabnya di lingkungan kerjanya, kampungnya dan rumahnya.”

Pada Kesulitan Ada Kemudahan

            Mewajibkan wanita berniqab pada zaman ini melahirkan banyak kesulitan. Allah memberi keringanan dalam setiap kesulitan. Allah SWT berfirman,”Dia tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan.” (Al-Haj: 78).
            Rasulullah bersabda, “Saya diutus dengan kelapangan dan toleransi beragama.” Hingga ulama kita memberi kaedah, kesulitan mendatangkan kemudahan.
            Rasulullah memerintahkan kita mempermudah urusan bukan menyulitkan, memberi berita gembira bukan menakutkan.
Yang berniqab teruskan berniqab. Yang tidak berniqab, jangan rasa berdosa kerana tidak berniqab. Masing-masing ada peranan. Masing-masing mengikut contoh para sahabiah. Masing-masing mengikut sunnah secara manhajnya, dan menutup aurat. Apa yang penting, kedua-duanya saling menghormati, memahami, saling membela, tidak menghukum, tidak saling merendahkan kerana merasa diri lebih baik, tidak berpecah belah dan saling bersatu. Utamakan akhlak, baik sangka dan lapang dada dalam berbincang dan melontarkan pandangan agar keindahan akhlak Islam tersebar mewangi ke segenap alam.

(Oleh :Fatimah Syarha http://sebarkanbahagia.blogspot.com/)

.::. Tertutup Itu Indah tapi... .::.

بِسْــــــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم




"Lebih tertutup, lebih indah."
Saya setuju ayat ini untuk penutupan aurat.
Tetapi hendak membesar-besarkan ayat ini terhadap purdah, cadar, atau apa sahaja yang kita panggil kain penutup wajah wanita itu, saya rasa tidak sesuai.

Sekarang, saya sampai nampak apabila majlis perkahwinan pun, orang puja wanita berpurdah sebagai terbaik kerana menutup wajahnya, kononnya menjaga keindahannya dari dipandang ramai orang. Itu belum ditambah lagi dengan 1001 jenis ayat yang mengangkat-angkat perkara ini.

Pertamanya, jika diberikan kepada saya, saya melihat purdah tidak lebih dari satu pakaian. Ini masalah khilafiah. Jadi, saya memilih pendapat bahawa ianya adalah pakaian, dan bukan dari sunnah di dalam Islam. Kerana jelas, ada hadith-hadith yang menunjukkan betapa wanita di zaman kehidupan Rasulullah SAW juga tidak berpurdah.

Keduanya, bila ianya masalah khilafiah, tidak perlulah terlalu mengangkatkan salah satu daripada pilihan yang ada. Tidak perlu ayat-ayat seperti: "Berpurdah lebih baik", "Berpurdah lebih mulia, kerana mujahadanya lebih tinggi" dan sebagainya. Tidak perlu. Kerana asasnya, aurat wanita adalah seluruh tubuhnya, kecuali muka dan telapak tangan. 

Dan tidak perlu pula orang yang tidak favour kepada purdah, untuk merendah-rendahkan pemakainya, sebagaimana pemakai purdah tidak boleh merendah-rendahkan mereka yang tidak memakainya. Walau dengan cara memulia-muliakan diri mereka(atau purdah yang mereka pakai).

Sedikit pendapat berkenaan berpurdah semasa majlis perkahwinan,
saya kira majlis perkahwinan ini adalah untuk isytiharkan fulanah binti fulan adalah isteri fulan bin fulan. Jadi, bagaimanakah orang ingin tahu siapakah fulanah binti fulan itu, jika wajahnya tertutup begitu?

Kita buat majlis perkahwinan, asasnya bukan untuk menunjuk-nunjuk keindahan isteri kita. Kita hendak perkenalkan siapa isteri kita. Kita hendak cakap pada masyarakat, bahawa kita dan si fulanah, sudah berkahwin. Agar tidak timbul fitnah saat kita keluar dengannya. Jadi, mengapa tutup wajahnya hingga orang sendiri tidak tahu siapakah isteri kita?

Itu sekadar pendapat saya. Boleh sahaja ditolak. Sebab pendapat berkenaan purdah semasa majlis perkahwinan itu datang dari pertimbangan akal saya sahaja.

Tetapi serius, saya merasakan kita tidak perlu memuja-muja purdah hingga seakan-akan ia adalah satu perkara qat'ie di dalam Islam. Sehingga seakan-akan tidak memakai purdah, menjadi 'satu kekurangan'. Perkara ini(memuja-muja, meninggi-ninggi) akan memberikan kesan yang tidak baik buat pemakai purdah, dan yang tidak memakai purdah.

---------------------------------
Bersederhana.
Itu adalah sebaik-baik perkara. (Oleh: Hilal Asyraf 
http://www.facebook.com/profile.php?id=1395571657)

KALAULAH BUKAN KARENA ALLAH MENUTUP AIB-AIB KITA

بِسْــــــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم






Pada zaman Nabi Musa `alaihis salam, bani Israel ditimpa musim kemarau yang berkepanjangan. Mereka pun berkumpul mendatangi Nabi mereka. Mereka berkata, “Ya Kaliimallah, berdoalah kepada Rabbmu agar Dia menurunkan hujan kepada kami.” Maka berangkatlah Musa `alaihis salam bersama kaumnya menuju padang pasir yang luas. Waktu itu mereka berjumlah lebih dari 70 ribu orang. Mulailah mereka berdoa dengan keadaan yang lusuh dan kumuh penuh debu, haus dan lapar.

Nabi Musa berdoa, “Ilaahi! Asqinaa ghaitsak…. Wansyur `alaina rahmatak… warhamnaa bil athfaal ar rudhdha’… wal bahaaim ar rutta’… wal masyaayikh ar rukka’…..”

Setelah itu langit tetap saja terang benderang, matahari pun bersinar makin kemilau. (maksudnya segumpal awan pun tak jua muncul).

Kemudian Nabi Musa berdoa lagi, “Ilaahi … asqinaa….”

Allah pun berfirman kepada Musa, “Bagaimana Aku akan menurunkan hujan kepada kalian sedangkan di antara kalian ada seorang hamba yang bermaksiat sejak 40 tahun yang lalu. Umumkanlah di hadapan manusia agar dia berdiri di hadapan kalian semua. Karena dialah, Aku tidak menurunkan hujan untuk kalian.”

Maka Musa pun berteriak di tengah-tengah kaumnya, “Wahai hamba yang bermaksiat kepada Allah sejak 40 tahun, keluarlah ke hadapan kami, karena engkaulah hujan tak kunjung turun.”
Seorang laki-laki melirik ke kanan dan kiri, maka tak seorang pun yang keluar di hadapan manusia, saat itu pula ia sadar kalau dirinyalah yang dimaksud.

Ia berkata dalam hatinya, “Kalau aku keluar ke hadapan manusia, maka akan terbuka rahasiaku. Kalau aku tidak berterus terang, maka hujan pun tak akan turun.”

Maka hatinya pun gundah gulana, air matanya pun menetes, menyesali perbuatan maksiatnya, sambil berkata lirih, “Ya Allah, Aku telah bermaksiat kepadamu selama 40 tahun, selama itu pula Engkau menutupi `aibku. Sungguh sekarang aku bertaubat kepada Mu, maka terimalah taubatku.”

Tak lama setelah pengakuan taubatnya tersebut, maka awan-awan tebal pun bermunculan, semakin lama semakin tebal menghitam, dan akhirnya turunlah hujan.

Musa pun keheranan, “Ya Allah, Engkau telah turunkan hujan kepada kami, namun tak seorang pun yang keluar di hadapan manusia.” Allah berfirman, “Aku menurunkan hujan kepada kalian oleh sebab hamba yang karenanya hujan tak kunjung turun.”

Musa berkata, “Ya Allah, Tunjukkan padaku hamba yang taat itu.”

Allah berfirman, “Ya Musa, Aku tidak membuka `aibnya padahal ia bermaksiat kepada-Ku, apakah Aku membuka `aibnya sedangkan ia taat kepada-Ku?!”

(Kisah ini dikutip dari buku berjudul “Fii Bathni al-Huut” oleh Syaikh DR. Muhammad Al `Ariifi, hal. 42)

Friday 20 April 2012

.::. Wanita Ibarat Rama- Rama.::.

بِسْــــــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم




Lihatlah rama-rama, ia cantik. Apabila pandangan kita dihiasi rama-rama, kita menjadi suka dan ceria. Hampir semua orang akan tersenyum melihat rama-rama. Ia mengindahkan alam dan menyempurnakan sekuntum bunga. Seindah mana pun bunga tanpa rama-rama mahu hinggap di situ, tentu ada sesuatu yang tidak kena.

Cubalah tangkap dan pegang rama-rama itu dengan sayapnya. Lihat apa yang melekat di jari anda warna dan corak rama-rama itu telah berpindah ke jari-jari anda. Kemudian lepaskan kembali, ia terbang tapi lebih terbuai oleh angin. Siapa pun yang akan menangkapnya kembali tidak tertarik padanya lagi. Harganya telah tiada untuk dikagumi, disimpan mahukan diawetkan.

Rama-rama ibarat wanita. Ia indah untuk dipegang tetapi nilainya cepat turun setiap kali ada tangan- tangan yang tidak wajar hinggap pada tubuhnya. Memang fizikalnya tiada apa-apa yang kurang, tapi harga diri dan maruah telah mula tercemar.

Begitulah wanita. Ia bagaikan rama-rama yang terbang membawa corak-corak indah, apabila corak-corak itu telah pudar ia tidak dipedulikan lagi. Harga rama-rama terletak pada warna dan coraknya; harga wanita terletak pada apakah tubuhnya masih tulen tatkala dia didampingi oleh suaminya.

Rama-rama terpaksa berjuang untuk memulakan hidupnya. Dia terpaksa membebaskan diri daripada kepompong. Bukan mudah untuk keluar daripada kepompong yang mengikat itu. Sedangkan sepanjang berada di dalam kepompong tiada siapa pedulikannya, malah tatkala bergelar ulat ia lebih dibenci.

Sulitnya untuk akhirnya bergelar rama-rama. Terpaksa melalui kitaran dan evolusi bentuk. Daripada sesuatu yang menjijikan akhirnya bertukar menjadi sesuatu yang amat menyenangkan. Rama-rama adalah contoh terbaik wanita untuk sedar betapa bernilainya kehidupan mereka. Sewaktu anda dipuja, usah terlalu mabuk sebaliknya kenang-kenang kehidupan serba susah sebelum itu. Sewaktu anda digoda, dihambat dan dirayu usah terlalu mudah menyerah sebab ingatlah mereka yang bersusah payah memastikan anda dapat bangkit sebagai manusia sempurna hari ini. Anda tidak muncul sendiri, sebaliknya anda adalah lambang pengorbanan ibu bapa.

Usah jadi rama-rama yang di dalam bingkai gambar indah dipandang tetapi diri sendiri menanggung beban. Hiduplah dengan bebas dan terjemahkan kebebasan itu kepada nilai-nilai murni yang perlu dipertahankan. Hak anda ialah memelihara kehormatan. Selama mana anda memelihara kehormatan dan maruah diri anda berada pada terbaik, sebaik sahaja anda tidak peduli kepada siapa maruah itu hendak diberikan, anda sudah kehilangan masa depan.

Kalaulah rama-rama tahu dia cantik dan sentiasa memukau penglihatan manusia, dia tentu tidak mudah-mudah terbang ke sana sini. Sebab setiap kali ia mengibarkan sayapnya, ia sentiasa terdedah pada bahaya. Namun rama-rama tidak pernah tahu dia itu indah dan sentiasa menjadi sasaran manusia. Jika andatidak pernah tahu kewanitaan anda itu adalah sasaran terpenting sang penceroboh, anda ibarat rama-rama yang tidak sedar diintai bahaya.

Mahalkan harga diri anda. Semakin sukar anda dimiliki semakin mahal nilai anda di sisi lelaki. Lelaki perosak hanya inginkan kuasa memiliki tetapi tidak mahu setia apalagi memelihara dan melindungi anda.

Usah terperangkap ke dalam tangan yang hanya akan meleraikan warna-warna anda. Setelah warna- warna itu hilang anda dibiarkan. Jadilah wanita angun yang punya nilai dan maruah diri,anda akan lebih dihormati.

Nilai anda bukan terletak pada berapa ramai lelaki yang ingin memiliki anda tetapi berapa ramai yang benar-benar sanggup menyintai anda. Cinta itu terjemahan pada kasih sayangdan belaian sayang penuh ikhlas. Selama mana anda belum menemuinya anggaplah diri anda masih berhak terbang bebas bagaikan sang rama-rama.

Jadilah rama-rama yang mengindahkan alam, jadilah wanita yang membanggakan semua orang.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Multi-Colored Light Pointer